Powered by Blogger.
RSS

Candi Prambanan

Candi Prambanan
Kabupaten Sleman – D.I. Yogyakarta – Indonesia
Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.  Candi yang juga terkenal dengan sebutan Candi Rara Jonggrang ini dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh Wangsa Sanjaya.
Candi yang sejak tahun 1991 ditetapkan UNESCO sebagai cagar budaya dunia (World Wonder Heritage) ini menempati kompleks seluas 39,8 hektar. Menjulang setinggi 47 meter atau lima meter lebih tinggi dari Candi Borobudur, Candi Prambanan telihat perkasa dan kokoh. Hal ini sesuai dengan latar belakang pembangunan candi ini, yaitu ingin menunjukkan kejayaan peradaban Hindu di tanah Jawa.  
Candi Prambanan juga disebut Candi Rara Jonggrang? Hal ini terkait dengan sebuah legenda yang diyakini sebagian masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, seorang pangeran bernama Bandung Bondowoso jatuh hati kepada putri raja yang rupawan parasnya, ia benama Rara Jonggrang. Karena tak kuasa menolak cinta sang pangeran, Jonggrang mengajukan syarat kepada Bondowoso untuk dibuatkan candi dengan 1.000 arca dalam waktu semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi, sebelum akhirnya Jonggrang berhasil meminta bantuan warga desa untuk menumbuk padi dan membuat api besar agar terkesan suasana sudah pagi hari. Karena merasa dicurangi, Bondowoso yang baru membuat arca ke-999 kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1.000.
Candi Prambanan adalah pengejawantahan peradaban Hindu di tanah Jawa. Hal ini dapat dilihat dari struktur candi yang menggambarkan inti kepercayaan dalam agama Hindu, yaitu Trimurti. Kompleks Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.
Keistimewaan Candi Prambanan lainnya yang wajib disaksikan oleh wisatawan adalah keindahan relief-reliefnya yang menempel di dinding candi. Kisah Ramayana menjadi relief utama candi ini. Namun, relief lain yang tak kalah menarik adalah pohon kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian, dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini menggambarkan betapa masyarakat Jawa abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.
Bagi pengunjung yang ingin menuntaskan keingintahuannya terhadap seluk-beluk Candi Prambanan, pengunjung dapat menyambangi sebuah museum yang juga berada di kompleks candi. Di museum ini, pengunjung dapat menikmati audio visual tentang sejarah ditemukannya Candi Prambanan hingga proses renovasinya secara lengkap. Bagi wisatawan yang berkunjung bersama keluarga, di Candi Prambanan juga terdapat taman bermain untuk anak-anak dan kereta mini yang dapat mengantarkan pengunjung mengelilingi kawasan wisata tersebut.
Salah satu event wisata yang sayang untuk dilewatkan adalah pementasan Sendratari Ramayana. Sendratari Ramayana adalah seni pertunjukan yang menyatukan ragam kesenian Jawa seperti tari, drama, dan musik dalam satu panggung dan satu momentum untuk menyuguhkan kisah Ramayana, epos legendaris karya Walmiki yang ditulis dalam bahasa Sanskerta. Kisah Ramayana yang dibawakan dalam pertunjukan ini merupakan penerjemahan dari relief yang terpahat di Candi Prambanan. Cerita Ramayana yang terpahat di candi ini mirip dengan cerita yang berkembang dalam tradisi lisan di India. Jalan cerita yang panjang dan menegangkan dirangkum dalam empat lakon atau babak, yaitu: penculikan Sinta, misi Anoman ke Alengka, kematian Kumbakarna atau Rahwana, dan pertemuan kembali Rama—Sinta. Pementasan ini sudah berjalan sejak tahun 1960-an dan dilaksanakan setiap bulan pada malam purnama.
Candi Prambanan terletak di Desa Prambanan yang secara administratif terbagi menjadi dua bagian, yaitu antara kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah.
Letaknya yang tepat di tepi jalan raya Yogyakarta—Solo membuat kompleks Candi Prambanan mudah untuk dijangkau dari arah manapun, baik dari arah Yogyakarta maupun Solo.. Bagi pengunjung yang memulai perjalanan dari Klaten, banyak jalur yang bisa dipilih, bisa menggunakan bus jurusan Yogyakarta—Solo atau bus jurusan Terminal Klaten-Prambanan. Keduanya sama mudahnya. 
Di sekitar kompleks candi tersedia akomodasi dan fasilitas yang cukup lengkap, seperti hotel/rumah penginapan, restoran/rumah makan, toko-toko cenderamata, warung telekomunikasi, dan warung internet. Selain itu, kehadiran para tenaga pemandu wisata yang mudah dijumpai di sekitar candi akan menyempurnakan kunjungan para wisatawan. Sebab, mereka akan memandu wisatawan menelusuri jejak-jekak kemasyhuran peradaban Jawa-Hindu dengan Candi Prambanan sebagai monumen utamanya.
Candi penanda kejayaan Hindu
(Catatan A.T.Gobel pada Yahoo.Travel)
Candi Prambanan adalah bangunan yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung.
Photo credits – Arie Basuki/Tempo
Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan 120 km selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada bagian tengah area candi ini dibangun taman.
Photo credits – Rini PWE/Tempo
Pada 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda. Kemudian pada 1855 Jan Willem IJzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. Beberapa waktu kemudian Isaäc Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak.
Pada 1902-1903, Theodoor van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun 1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih metodis dan sistematis, sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali.
Pada 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada 1930. Pada 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut hingga 1993.
Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.
Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat dua candi apit, empat candi kelir, dan empat candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.
Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, Anda akan menemui empat ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara tiga ruangan lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.
Di candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, Anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga candi Brahma yang terletak di sebelah selatan candi Siwa, Anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.
Candi pendamping yang cukup memikat adalah candi Garuda yang terletak di dekat candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang.
Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti ‘terbit’ atau ‘bersinar’, biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa)
Photo credits – Arie Basuki/Tempo
Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.
Pada 27 Mei 2006 gempa bumi dengan kekuatan 5,9 pada skala menghantam daerah Bantul dan sekitarnya. Gempa ini menyebabkan kerusakan hebat terhadap banyak bangunan dan kematian pada penduduk di sana. Salah satu bangunan yang rusak parah adalah kompleks Prambanan, khususnya candi Brahma. Hingga saat ini perbaikan masih terus dilakukan dan beberapa di antaranya sudah rampung.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Goa Baramban


Image result for goa beramban

Goa Baramban terletak di Desa Miawa Kecamatan Piani 16 km dari Rantau. Obyek wisata ini terkenal hingga keluar daerah, lantaran cukup menarik yang merupakan pemandangan bukit kapur dengan batu gamping yang memutih.

Goa Beramban merupakan goa terpanjang dan terbesar di Kalimantan Selatan yang terbagi menjadi tiga pecahan, yaitu Goa Kelelawar, Goa Air, dan Goa Atas.
Tiap-tiap goa bisa dijalani dengan memerlukan waktu kurang lebih satu jam dan harus membawa alat penerangan.
Dalam goa ini mengalir air, sehingga goa yang lebarnya mencapai 60 meter dengan tinggai 50 meter serta panjang mencapai 250 meter terkesan lebih indah dan sejuk, apalagi air jernih yang mengalir di dasar goa tersebut mengalir dengan lambat, sehingga lantunan merdu gemercik airnya terdengar beberapa meter dari mulut goa.
Salah satu Goa yaitu Goa Air, setengah lorongnya berisi air yang mencapai ketinggian 1,2 meter atau setinggi dada.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Keraton Yogyakarta : Istana Budaya dan Keindahan Jawa

Keraton Yogyakarta (Jogja) atau sering disebut dengan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat terletak di jantung provinsi Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY), Indonesia. Karena tempatnya berada di tengah-tengah Jogja, dimana ketika di ambil garis lurus antara Gunung Merapi dan Laut Kidul, maka Keraton menjadi pusat dari keduanya. Keraton atau Kraton Jogja merupakan kerajaan terakhir dari semua kerajaan yang pernah berjaya di tanah jawa. Ketika kerajaan hindu-budha berakhir kemudian di teruskan dengan kerajaan islam pertama di Demak, lalu berdiri kerajaan yang lain seperti Mataram islam yang di dirikan oleh Sultan Agung lalu berjalan dan muncul Keraton Jogja yang didirikan oleh Sultan Hamengku Bowono I. Hingga sekarang, keraton Jogja masih menyimpan kebudayaan yang sangat mengagumkan.

Taman Depan Keraton Jogjakarta
Dalam perkembangannya, Keraton Jogja banyak mengalami masa pasang surut kepemimpinan dan terjadi perpecahan. Yang paling terkenal adalah perjanjian Giyanti pada tahun 1755, dimana kerajaan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu wilayah timur yang sekarang menjadi keraton surakarta (solo – petualangan selanjutnya ) dan wilayah barat yang disebut dengan Keraton Jogjakarta. Namun, Keraton Jogja juga banyak menyimpan sejarah yang tak bisa dilupakan begitu saja oleh bangsa Indonesia, termasuk dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Cukup banyak untuk di kaji dan ditulis.

Keraton Jogjakarta
Selain itu, Keraton Jogja sangat kental dengan warisan budaya etnik jawa yang sangat menajubkan yang masih bisa di temukan di sekitar dan dalam keraton sendiri. Ketika Petualang ke Keraton Jogja maka, itulah gambaran sederhana tentang budaya dan keindahan tanah jawa. Semua hampir terwakilkan dalam satu tempat yang menarik dan sangat memukau. Bagaimana tidak, di Keraton masih banyak menyimpan tentang berbagai kesenian, hasil budaya, ragam pakaian adat dan bentuk rumah ala jawa yang indah. Tidak berhenti disitu saja, di Keraton Jogja juga mempertunjukkan bagaimana supelnya orang jawa dalam berkomunikasi dan bersapa dengan semua orang yang datang disana. Sangat eksotis dan menarik.

Keraton Jogja
Untuk menuju Keraton Jogja sangat mudah, karena letaknya persis di pusat kota Jogjakarta. Walaupun begitu, Petualang juga harus cekatan dan bisa menghafal rute yang bisa di lewati untuk menuju Keraton Jogja. Untuk Petualang yang melaju dari Semarang atau Wonosobo(kretek – langsung ke ring road barat) silakan melewati rute :  UngaranAmbarawa - Magelang – Jl magelang jogja – Terminal Jombor – Jl Diponegoro (Tugu Jogja belok kanan) – Jl Mangkubumi – Jl Malioboro – Jl Ahmad Yani – Jalan Senopati – Jl Brigjend Katamso – Jl Ibu Roswo – Jl William – Jl Kesatriyan – Keraton Jogja. Untuk yang dari Solo atau Klaten atau Kebumen juga hampir sama hanya berbeda cara rute masuk dalam kota saja. Tidak usah pusing, karena plang jalan di Jogjakarta sangat membantu menemukan Keraton Jogja.

Keraton Jogjakarta
Tiket masuk ke Keraton Jogja sangat terjangkau, hanya menyisihkan uang sekitar Rp. 10.000,- bisa menikmati hampir semua lingkungan istana yang berdiri megah dan indah. Petualang di haruskan untuk tidak memakai topi atau kaca mata bila masuk ke lingkungan keraton, bukan apa-apa hanya untuk menghormati kebudayaan jawa. Jam berkunjung ke Keraton untuk hari Ahad dan hari lainnya di batasi dari jam 07 am – 12 am. Tips : Silakan untuk datang ke Keraton Jogja sekitar jam 9, karena ada pementasan tari khas jawa seperti Serimpi yang dilakukan secara apik dan menajubkan.

Pagelaran Tari di Keraton Jogja
Istana Jogja, sebagai representasi dari budaya jawa bisa ditemukan ketika Petualang masuk ke dalam Keraton, seperti pergelaran tari-tari jawa tentang berbagai cerita (babad tanah jawa, epic ramayana) yang dipentaskan oleh penari yang handal dan mampu memukau menarik penonton seperti terbawa suasana sakral yang sangat menghipnotis. Di iringi suara gemelan yang mengalun indah bercampur dengan bait-bait jawa dilantunkan indah oleh pesinden danwarangono Keraton Jogja. Selain tari, juga disajikan pentas wayang orang yang sangat menarik untuk di lihat, wayang orang ini berbeda dengan kebanyakan karena gerakannya hampir mirip dengan gerakan ballet. Pementasan tari jawa tersebut dilakukan di tempat terbuka mirip dengan pendopo Keraton, jadi petualang bebas leluasa menyaksikan dari berbagai sudut. Kesempurnaan dari sebuah budaya jawa, tarian yang indah layak untuk dilihat.

Taman Istana Keraton Jogja
Melihat sudut Keraton yang lain seperti Kedhaton, dimana kedhaton ini merupakan tempat bertemunya Raja dengan semua pemangku Keraton. Dengan suasana bangunan joglo yang indah dengan beberapa ornamen ala jawa arab yang menghiasi di setiap tembok dan pilar, juga berbagai macam tanaman rindang menambah suasana sakral jawa lebih sejuk dan menarik. Pilar-pilar yang berjajar sedemikian rupa menambah gagah dan kuatnya Keraton Jogja waktu itu. Beberapa bangunan taman juga menghiasi setiap sudut komplek Kedhaton Keraton Jogja. Ada yang menarik dikomplek Kedhaton tersebut, ketika Petualang masuk pintu area Karaton maka akan selalu bertemu dengan para penjaga (pekerja khusus) Keraton atau yang biasa di sebut dengan Abdi Dalem.
Abdi Dalem tersebut tidak boleh atau dilarang untuk mungkur (ina : membelakangi Kedhaton). Jadi sang Abdi Dalem akan selalu menghadap ke arah Kedhaton, bukan membelakangi kedhaton. Ketika Penulis tanya alasanya, maka dengan bahasa jawa khas dan menarik secara ringkas sang Abdi dalem mengatakan bahwa Kedhaton merupakan simbol Raja, disana tempat Raja duduk dan begitulah salah satu cara untuk menghormati kepada Raja. Menarik sekali bukan?

Abdi dalam dan wisatawan
Didalam Keraton juga disajikan berbagai budaya jawa yang indah seperti batik yang merupakan warisan budaya jawa yang sudah diakui secara internasional. Beberapa lukisan, keris, foto raja-raja jawa, silsilah raja jawa, dan berbagai hasil budaya jawa. Ketika masuk di rumah batik, disana dilarang untuk memotret. Karena semua motif batik disana merupakan ciri Keraton Jogja yang merupakan simbol dari istana jawa yang hanya boleh dicetak dan dipakai di lingkungan istana saja. Beragam motif batik istana sangat menarik memang, desain yang khas dan berbeda dengan kebanyakan batik.

Museum Keraton Jogja
Beberapa alat gamelan juga ditampilkan di Istana Jogja, gamelan berasal dari kata gamel yang berarti memukul. Gamelan sendiri merupakan alat musik khas jawa dimana permainan musik ini dilakukan dengan mengunakan alat seperti kenong, kempul, kendhang, gong, suling, kecapi dan lain sebagainya. Gamelan sendiri dimainkan bersama penyanyi yang disebut dengan Sinden(perempuan) atau Warangono (lelaki) seperti yang di pentaskan ketika masuk ke komplek Istana Jogja dimuka. Ketika memasuki ruang lukisan, banyak dijumpai lukisan bersejarah seperti raja-raja jogja, istri dan anak-anak raja jogja, lukisan tentang kemerdekaan, dan berbagai macam pengambaran tentang keraton. Jika Petualang masuk ke area lukisan jangan lupa untuk masuk ke lukisan yang sakral dan penuh misteri, begitu kata abdi dalem. Lukisan tersebut hanya ada beberapa saja, di tempatkan tersendiri.

Taman
Misterinya adalah ketika petualang melihat lukisan raja jawa tersebut, maka lihat sepatu slop yang dipakai sang raja, ketika Petualang berada di sebelah kiri lukisan maka sepatu tersebut akan mengarah ke arah petualang. Nah, cobalah untuk berjalan ke sebelah kanan sambil melihat arah sepatu Raja tersebut, ajaib memang, sepatu itu seolah-olah mengikuti kemana Petualang melangkah. Dari sudut manapun melihat, sepatu tersebut selalu mengarah kemanapun ke arah orang yang melihat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pura Bukit Sari – Sangeh

Pura Bukit Sari di Sangeh

Pura Bukit Sari berada di tengah hutan pala Desa Sangeh, Badung bagian utara. Kawasan pura ini merupakan salah satu obyek wisata yang menggoda. Betapa tidak, pura yang tenang itu tampak seperti sebuah istana yang dikawal oleh ratusan pasukan kera.
Pura Bukit Sari di Sangeh
Menurut kisah, Pura Bukit Sari dibangun oleh Anak Agung Anglurah Made Karang Asem Sakti, anak angkat dari Raja Mengwi saat itu, Cokorda Sakti Blambangan. Sejak belia Anak Agung Anglurah Made Karang Asem gemar menjalani laku spiritual. Pada suatu malam, saat menjalani pertapaan, ia memperoleh pawisik (ilham) agar mendirikan pura di tengah kawasan hutan pala Sangeh.
Tentang pohon pala di Sangeh, juga ada kisah yang menarik. Menurut mitos, pohon-pohon tersebut berasal dari kawasan Gunung Agung di bagian timur Bali. Segerombolan pohon pala melakukan perjalanan dari Gunung Agung menuju kawasan Bali bagian barat. Sayangnya, di tengah jalan perjalanan tengah malam tersebut terlihat oleh seseorang. Akibatnya, perjalanan gaib itu terhenti. Pohon-pohon tersebut lalu menetap di sana dan berkembang menjadi hutan Sangeh hingga saat ini.
Konon, Sangeh berasal dari dua kata: sang yang berarti orang dan ngeh berarti lihat atau bisa diterjemahkan sebagai dilihat orang.
Kini, kawasan hutan Sangeh dihuni oleh ratusan monyet berwarna abu dan berekor panjang. Populasinya saat ini sekitar 700 ekor. Kawanan monyet itu terbagi dalam tiga kelompok: kelompok barat, tengah, dan timur. Masing-masing kelompok dipimpin oleh seekor monyet jantan sebagai rajanya.
Monyet-monyet di kawasan ini cukup jinak. Mereka jarang mendapatkan bahan makanan dengan cara merebut dari pengunjung. Namun, jangan coba-coba membuat monyet itu marah. Apalagi yang marah itu rajanya. Dia akan mencoet memanggil anak buahnya untuk bersama-sama menyerangmu. Ini pernah terjadi pada seorang sutradara sinetron yang tak sengaja menendang raja monyet yang merebut daun pepaya properti salah satu adegan sinstronnya. Si raja monyet yang marah langsung mencoet keras. Tak lama kemudian seluruh anak buahnya termasuk yang masih bayi datang dan menyeringai ke arah si Sutradara Sinetron. Untung saja seorang pawang langsung datang melerai…
Akses
Tidak sulit menjangkau obyek wisata alam yang unik itu. Dari Kuta jaraknya sekitar 45 kilometer. Fasilitas jalan ke arah sana cukup bagus, sehingga dapat di jangkau dengan taksi atau kendaraan pribadi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sejarah Candi Penataran

Sejarah Candi Penataran

Candi Penataran terletak di desa Penataran, kecamatan Nglegok, kabupaten Blitar, Jawa Timur, Indonesia. Lokasinya yang terletak di kaki gunung Kelud, menjadikan area Candi Penataran berhawa sejuk. Candi Penataran adalah kompleks percandian terbesar dan paling terawat di provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Candi Penataran merupakan candi yang kaya dengan berbagai macam corak relief, arca, dan struktur bangunan yang bergaya Hindu. Adanya pahatan Kala (raksasa menyeringai), arca Ganesya (dewa ilmu pengetahuan dalam mitologi Hindu), arca Dwarapala (patung raksasa penjaga pintu gerbang), dan juga relief Ramayana adalah bukti tidak terbantahkan bahwa Candi Penataran adalah candi Hindu.
Prasasti Palah yang terdapat di area Candi Penataran mengabarkan bahwa candi ini mulai dibangun sekitar tahun 1194, pada masa pemerintahan raja Syrenggra yang memerintah kerajaan Kadiri, dan selesai pada masa kerajaan Majapahit. Dengan demikian candi ini melewati masa tiga kerajaan besar Nusantara yaitu Kadiri, Singasari, dan Majapahit. Candi Penataran memegang peranan cukup penting bagi kerajaan-kerajaan tersebut, yaitu sebagai tempat pengangkatan para raja dan tempat untuk upacara pemujaan terhadap Sang Pencipta.
Berbagai kajian oleh para sejarawan terhadap teks-teks kuno, kitab Negarakertagama yang ditulis Mpu Prapanca, misalnya, dijelaskan bahwa Candi Penataran sangat dihormati oleh para raja dan petinggi kerajaan besar di JawaTimur. Candi Penataran pernah menyimpan abu dari raja Rajasa (Ken Arok) pendiri kerajaan Singasari, dan juga abu dari raja Kertarajasa Jayawardhana (Raden Wijaya) pendiri kerajaan Majapahit. Bahkan konon, menurut legenda rakyat setempat, sumpah sakral Mahapatih Gajah Mada untuk menyatukan seluruh Nusantara dalam kekuasaan Majapahit, yang dikenal dengan nama “Sumpah Palapa”, diucapkan di Candi Penataran.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Danau Beratan - Bedugul

Danau Beratan - Bedugul
Berikut informasi tentang tempat objek wisata Danau Beratan - Bedugul, merupakan sebuah tempat di Bali terletak pada daerah pegunungan yang memiliki suasana sejuk dan nyaman dengan balutan pepohonan tropis terpampang masih alami, memukau mata setiap penikmatnya, berkunjung ke sini, anda akan disuguhi pemandangan keindahan alam danau Beratan dan Pura Ulun Danu, terletak di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan.
Jarak Bedugul kurang lebih 70 km dari wilayah Kuta/ Bandara Ngurah Rai. Bangunan pura dan stupa Budha sekitar areal taman wisata Bedugul ini merupakan bangunan tempo dulu dan terbilang kuno, tapi semua keadaan fisiknya masih bersih dan tertata rapi karena pemeliharaan rutin. Kalau dari bandara bisa ditempuh 2 jam perjalanan menggunakanmobil.
Perjalanan  menjelang sampai ke lokasi dipenuhi tanjakan berliku, dengan pemandangan kebun sayur dan lembah indah sepanjang jalan, menjadikan suasana lebih damai. Perjalanan lebih menyenangkan jika anda ikut paket tour ataupun sewa mobil di Baliberikut supirnya dibandingkan dengan setir sendiri, sehingga sepanjang perjalanan bisa menikmati suasana dengan lebih baik.
Terletak di dataran tinggi, menyebabkan keberadaan objek ini sangat sejuk dan kadang-kadang diselimuti kabut, keindahan alam pegunungan dan Danau Beratan tersaji bersih dan unik, tengah danau ada sebuah pura Ulun Danu yang merupakan tempat pemujaan kepada Sang Hyang Dewi Danu sebagai Dewi pemberi kesuburan, akan sangat sayang sekali kalau dilewatkan. Memang banyak wisatawan melakukan wisata tour selama liburan ke Bali dengan tujuan Bedugul. pada saat-saat hari baik menurut kalender Hindu, kita sering bertemu rombongan warga yang melakukan kegiatan prosesi upacara agama, baik itu rangkaian upacara di Pura ataupun Ngaben.
  
Pura Ulun danu - Bedugul
Wisatawan bisa menikmati waktu berwisata dengan santai sambil jalan kaki, menyewa perahu, banyak wisatawan nusantara berkunjung ke sini pada waktu musim liburan tiba. Sekitar 5 menit perjalanan anda bisa menemukan tempat rekreasi Kebun Raya Bedugul yang merupakan satu satunya kebun raya di pulau Bali, berbagai jenis buahan-buahan dan sayur mayur tumbuh begitu subur memenuhi daerah ini. Penduduk setempat menjual hasil kebunnya di pasar tradisional dan didistribusikan ke kota-kota memenuhi kebutuhan pasar modern, bahkan ada juga dijual ke daerah lain di Bali.
Di areal danau Beratan ini disiapkan kapal boat atau sampan yang disewakan bagi pengunjug agar bisa lebih menikmati keindahan Danau Beratan.Dekat areal parkir terdapat kios-kios kecil sebagai tempat belanja keperluan oleh-oleh bagi keluarga dan warung makanan dan minuman. 


Danau Beratan - Bedugul


Watersport yang terletak di Tanjung Benoa Nusa Dua beberapa permainanya bisa dinikmati di danau ini. Sebagai travel agent penyedia jasa transportasi kami sediakan lengkap bergam tiket seperti rafting di Sungai Telaga Waja dan Ayung, tersedia voucher kapal pesiar lokal atau cruise untuk Bali Hai dan Quicksilver,  Odyssey Submarine , kami sediakan juga tour tersaji dalam paket-paket menarik mulai dari perjalanan setengah hari, seharian penuh selama 10-12 jam, sampai paket beberapa hari mulai dari 3 - 6 hari tourtentu pilihan-pilihan yang bervariasi ini bisa menjadi pilihan menarik selama berlibur dan disesuaikan dengan kebutuhan dan fleksibel.
Keberadaan objek wisata di Bali seperti Danau Beratan di Bedugul ini memang menjadi target kunjungan wisatawan paling favorit, sehingga jika anda memutuskan untuk menyusun agenda tour sendiri, jangan lewatkan tempat ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Benteng Marlborough di Bengkulu


Benteng Marlborough merupakan salah satu peninggalan sejarah bangsa Inggris di Bengkulu yang masih utuh dan dapat kita lihat serta kunjungi. Benteng ini dibangun pada tahun 1709 – 1719 setelah pembangunan benteng York oleh perusahaan dagang Inggris (East Indian Company) di bawah pimpinan gubernur Joseph Callet.
Benteng ini merupakan benteng tersebesar di bagian Timur Jauh setelah benteng George di Madras, India. Benteng ini dibangun menghadap kearah selatan dan meliputi areal sekitar 44.100 meter.
Tipe bangunan benteng adalah gaya bangunan abad ke 18 dengan model menyerupai kura-kura.
 

Lebar bangunan 120,5 meter dan panjang 180 meter. Bahan bangunan terbuat dari bata dari berbagai ukuran yang direkat dengan adukan semen, sedangkan lantai terdiri dari susunan bata dan semen.
Bagian luar benteng dikelilingi dengan kanal dan mempunyai pintu gerbang utama yang dihubungkan dengan jembatan. Bagian dalam bangunan juga terdapat pintu gerbang dan jembatan penghubung.
Benteng Malborough ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan mancanegara maupun turis lokal karena di dalam benteng ini masih tersimpan rapi benda-benda peninggalan jaman Inggris.


Keindahan Benteng marlborough di Bengkulu

22 06 2010 Fort Marlborough adalah sebuah bangunan benteng pertahanan yang terletak di pesisir pantai Tapak Paderi – Kota Bengkulu. Benteng ini dibangun oleh kolonial Inggris pada tahun 1914 – 1719 dibawah pimpinan Gubernur Jendral Josef Colin semasa pendudukan mereka di Wilayah Bengkulu. Benteng Marlborough adalah benteng terbesar yang pernah dibangun oleh Bangsa Inggris semasa kolonialismenya di Asia Tenggara.
Konstruksi bangunan benteng Fort Marlborough ini memang sangat kental dengan corak arsitektur Inggris Abad ke-20 yang ‘megah’ dan ‘mapan’. Bentuk keseluruhan komplek bangunan benteng yang menyerupai penampang tubuh ‘kura-kura’ sangat mengesankan kekuatan dan kemegahan. Detail-detail bangunan yang European Taste menanamkan kesan keberadaan bangsa yang besar dan berjaya pada masa itu. Dari berbagai peninggalan yang masih terdapat di dalam bangunan benteng dapat pula diketahui bahwa pada masanya bangunan ini juga berfungsi sebagai pusat berbagai kegiatan termasuk perkantoran, bahkan penjara.

Berbagai catatan sejarah pernah terjadi di Fort Marlborough ini, diantaranya tentang berbagai kejadian dalam kehidupan bangsa Inggris di Bengkulu saat itu, beberapa pesta perkawinan diantara mereka, berbagai kisah perniagaan rempah-rempah, peperangan-peperangan yang terjadi, hingga kisah gugurnya Hamilton, gugurnya Thomas Parr dan penundukan / penguasaan benteng ini selama lebih kurang enam bulan oleh perlawanan Tobo Bengkulu dengan Rajo Lelo-nya.

Dalam usia yang sudah mencapai tiga abad, nilai bangunan ini tentu lebih dari sekedar bangunan bersejarah yang berada di Bumi Bengkulu ini. Tetapi Fort Marlborough juga merupakan ‘prasasti’ yang mengisahkan tentang jalinan interaksi dua bangsa yang berbeda, yaitu bangsa Inggris dan bangsa Melayu Bengkulu’. Fort Marlborough bagaikan ‘permata sejarah’ yang menyatukan kenangan manis dari dua bangsa yang berbeda dalam sebuah untaian kalung ‘kehormatan peradaban’-nya masing-masing. Fort Marlborough adalah situs yang tiada boleh dilewatkan ketika wisatawan mengunjungi Bengkulu. 




Benteng Marlborough
Merupakan peninggalan sejarah kolonial Inggris terbesar di kawasan asia. Benteng Marlborough berdiri dengan megahnya dan menghadap ke arah selatan, meliputi area 31,5 Ha. Salah satu daya tarik benteng ini mempunyai tipikal abad 18 yang berbentuk kura-kura. Lokasi benteng dipusat kota berbatasan dengan Perkampungan China, yang juga kawasan obyek wisata. Benteng ini dibangun tahun 1714 – 1719 di bawah pimpinan Gubernur Joseph Collet. Di salah satu kamar benteng ini pernah dihuni Presiden RI pertama Ir. Soekarno ketika menjalani hukuman buangan masa penjajahan Belanda. Setelah kemerdekaan Benteng Marlborough dipugar oleh pemerintah dan menjadi salah satu obyek wisata Kota Bengkulu.


Inilah satu-satunya benteng peninggalan Inggris yang terbesar di Indonesia. Benteng Marlborough dibangun rentang 1714 hingga 1719 oleh perusahaan dagang Inggris EIC semasa Gubernur Joseph Callet.
Berdirinya benteng ini menjadi awal lahirnya pula kota Bengkulu, karena disekitar benteng tumbuh kota dan pusat perdagangan. Setelah kekuasaan Inggris berakhir, maka Belanda mengambil alih benteng ini sebagai tempat pertahanan mereka.
Hingga kini kawasan Benteng Marlborough dikenal sebagai lokasi wisata sejarah yang cukup lengkap. Tak jauh dari benteng ada perkampungan Cina yang usianya ratusan tahun, selain itu ada pula Monumen Thomas Parr, Monumen Hamilton, dan Bunker Jepang.
Tak kalah menarik adalah kehadiran situs komplek makam Inggris, dengan nisan yang unik dan menarik. Disinilah dahulu ratusan orang Inggris yang meninggal akibat perang atau penyakit dimakamkan.


Benteng Marlborough (Fort Marlborough)  adalah peninggalan sejarah yang ada di kota Bengkulu. Benteng terletak di pusat kota di daerah yang disebut Kampung. Namanya  memang Kampung, tetapi lokasinya  dekat rumah dinas Gubernur yang megah dan beberapa lokasi  yang terkenal dengan pertokoan dan wisata kuliner serta  wisata pantai Tapak Paderi. Di toko perhiasan di depan
Marlborough adalah sebutan dan nama resminya, tetapi masyarakat setempat menyebutnya Malabro,  (kabarnya Malioboro berasal dari kata Marlborough juga, benarkah?). Nama benteng ini menggunakan nama seorang bangsawan dan pahlawan Inggris, yaitu John Churchil, Duke of Marlborough I.
Benteng dibangun oleh usaha dagang dari  Inggris, East Indian Company  awal abad 18 (1713 – 1719).  Gubernurnya pada waktu itu bernama Joseph Callet. Bangunan benteng  menyerupai kura-kura ini berdiri di atas lahan seluas sekitar 44.100 meter persegi dan menghadap ke arah selatan.
Pemerintahan kolonial Inggris menguasai Propinsi Bengkulu selama lebih kurang 140 tahun (1685 – 1825). Sehingga benteng ini pun masih memiliki bentuk yang sesuai dengan desain asli bangunan abad ke-17. Bentuk benteng ini mirip dengan gambaran benteng di film-film barat yang dikelilingi parit dan ada jembatannya, terletak di pinggir laut.
.
Pada awalnya benteng ini untuk kepentingan militer, tetapi kemudian berfungsi juga untuk perdagangan  dan pengawasan jalur perdagangan yang melewati Selat Sunda.


Pada masa pemerintahan Thomas Stamford Raffles pada 1818 – 1824 Bengkulu menjadi terkenal. (Bunga bangkai, Rafflesia arnoldi,  mengambil nama dari Raffless yang sekarang menjadi lambang propinsi Bengkulu).  Pada 1825 Inggris yang menguasai Bengkulu melakukan tukar menukar dengan Belanda yang menguasai Malaysia dan Singapura. Belanda selanjutnya menempati benteng Malborough sampai perang dunia II yang pada akhirnya semua wilayah Sumatera diduduki tentara Jepang sampai Jepang menyerah kalah pada 1945. Setelah kemerdekaan RI tahun 1945 benteng tersebut digunakan oleh TNI dan polisi sampai tahun 1970. Setelah kemerdekaan RI Bengkulu merupakan salah satu Keresidenan di Provinsi Sumatera Selatan, baru pada tahun 1968 Bengkulu terwujud menjadi Provinsi yang berdiri sendiri dan lepas dari Provinsi Sumatera Selatan.

Benteng inipun pernah dipakai sebagai tempat penahanan Bung Karno.
Di sini juga  dipakai sebagai tempat tinggal petinggi militer Inggris, sehingga mirip kota kecil, terlihat dari catatan yang tertinggal yang masih tersimpan  terkait dengan perkawinan, pembaptisan dan kematian.




Monumen Thomas Parr
Monumen ini dikenal rakyat Bengkulu dengan sebutan Kuburan Bulek (bulat) karena bentuk monumen tersebut yang berbentuk bulat. Disinilah dikubur seorang penguasa Inggris Residen Thomas Parr. Ia seorang penguasa yang kejam. Sejak ia berkuasa tahun 1805, ia memaksa rakyat menanam komoditi yang laku di pasaran dunia. Sejauh 1 km dari kawasan ini juga terdapat komplek pemakaman warga eropa terutama Inggris. Taman pemakaman ini menjadi obyek wisata sejarah dan nostalgia terutama bagi warga negara Inggris yang berkunjung.


 Rumah Bung Karno
Dalam masa perjuangan merebut kemerdekaan, Bung Karno pernah diasingkan ke Bengkulu dari tahun 1938 sampai 1942. Rumah tempat pengasingan beliau tersebut terletak di Jalan Soekarno Hatta Kelurahan Anggut Atas. Rumah kediaman Bung Karno merupakan salah satu daya tarik wisata yang memiliki nilai historis di Bengkulu. Peninggalan Bung Karno berupa buku-buku, sepeda, tempat tidur serta foto-foto semasa perjuangannya menjadi obyek wisata sejarah. Tidak jauh dari kediaman Bung Karno terdapat rumah kediaman Fatmawati Ibu Negara yang mendampingi Bung Karno serta melahirkan Presiden Ke-5 Republik Indonesia; Megawati Soekarno Putri.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS